ebook------------------------------------------------------------------------------------------------
Judul Asli (Bab) : “At Ta’rif bi Asy Syaikh Taqiyuddin An Nabhani”
Judul Asli (Kitab) : Mafhum Al ‘Adalah Al Ijtima'iyah fi Al Fikri Al Islami Al
Mu'ashir
Halaman : 140-151 dan 266-267.
Penulis : Ihsan Samarah.
Penerbit : Dar An Nahdhah Al Islamiyah, Beirut, cetakan II, 1991.
Penerjemah : Muhammad Shiddiq Al Jawi
-----------------------------------------------------------------------------------------------
BIOGRAFI SINGKATSYAIKH TAQIYUDDIN AN NABHANI(1909 - 1977)
1. Nasab
Beliau adalah Syaikh Muhammad Taqiyuddin bin Ibrahim bin Musthafa bin Ismail bin Yusuf An Nabhani. Nama An Nabhani dinisbahkan kepada kabilah Bani Nabhan, satu kabilah Arab penghuni padang sahara di Palestina. Mereka bermukim di daerah Ijzim, wilayah Haifa, Palestina Utara.
2. Kelahiran dan Pertumbuhan
Syaikh Taqiyuddin An Nabhani dilahirkan di daerah Ijzim pada tahun 1909. Beliau mendapat didikan ilmu dan agama di rumah dari ayah beliau sendiri, seorang syaikh yang faqih fid din. Ayah beliau seorang pengajar ilmu-ilmu syariah di Kementerian Pendidikan Palestina.1 Ibu beliau juga menguasai beberapa cabang ilmu syariah, yang diperolehnya dari ayahnya, Syaikh Yusuf bin Ismail bin Yusuf An Nabhani. Beliau ini adalah seorang qadhi (hakim), penyair, sastrawan, dan salah seorang ulama terkemuka dalam Daulah Utsmaniyah. Mengenai Syaikh Yusuf An Nabhani ini, beberapa penulis biografi menyebutkan :
"(Dia adalah) Yusuf bin Ismail bin Yusuf bin Hasan bin Muhammad An Nabhani Asy Syafi'i. Julukannya Abul Mahasin. Dia adalah seorang penyair, sufi, dan salah seorang qadhi yang terkemuka. Dia menangani peradilan (qadha') di Qushbah Janin, termasuk wilayah Nablus. Kemudian beliau berpindah ke Konstantinopel (Istambul) dan diangkat sebagai qadhi untuk menangani peradilan di Sinjiq yang termasuk wilayah Moshul. Dia kemudian menjabat sebagai ketua Mahkamah Jaza' di Al Ladziqiyah, kemudian di Al Quds. Selanjutnya dia menjabat sebagai ketua Mahkamah Huquq di Beirut. Dia menulis banyak kitab yang jumlahnya mencapai 80 buah." 2
Pertumbuhan Syaikh Taqiyuddin dalam suasana keagamaan yang kental seperti itu, mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan kepribadian dan pandangan hidup beliau. Beliau telah hafal Al Qur'an seluruhnya dalam usia yang amat muda, yaitu di bawah usia 13 tahun. Beliau banyak mendapat pengaruh dari kakek beliau, Syaikh Yusuf An Nabhani, dan menimba ilmu beliau yang luas. Syaikh Taqiyuddin juga sudah mulai mengerti masalah-masalah politik yang penting, mengingat kakek beliau mengalami langsung peristiwa-peristiwanya karena mempunyai hubungan erat dengan para penguasa Daulah Utsmaniyah saat itu.
Beliau banyak menarik pelajaran dari majelis-majelis dan diskusi-diskusi fiqih yang diselenggarakan oleh kakek beliau, Syaikh Yusuf An Nabhani. Kecerdasan dan kecerdikan Syaikh Taqiyuddin yang nampak saat mengikuti majelis-majelis ilmu tersebut telah menarik perhatian kakeknya.
Oleh karenanya, kakek beliau begitu memperhatikan Syaikh Taqiyuddin dan berusaha meyakinkan ayah beliau --Syaikh Ibrahim bin Musthafa-- mengenai perlunya mengirim Syaikh Taqiyuddin ke Al Azhar untuk melanjutkan pendidikan beliau dalam ilmu syariah.3
........
-------------
1Mas'ud An Nabhani, anak paman Syaikh Taqiyuddin An Nabhani, wawancara langsung pada tanggal
12 Nopember 1985.
2Khairuddin Az Zarkali, A'lam, cet. II, Jilid XIX, hal. 289-290. Lihat juga Umar Ridla Kahalah,
Mu'jamul Muallifin, Darul Ihya' At Turats Al Arabi, Beirut, Jilid XIII dan XIV, hal. 275-276. Juga lihat
Yusuf An Nabhani, Jami' Karamat Al Auliya', Musthafa Al Babi Al Halabi, Kairo, tahun 1962, Bab
“Muqaddimah”, hal. 3 dan seterusnya.
3Mas'ud An Nabhani, wawancara langsung, dan lihat Syaikh Abdul Halim Ar Ramhi, catatan dalam
tesis doktornya yang berjudul Al A’lam Al Islami, Universitas Islam Pakistan, tahun 1986, hal. 120.
Baca Selengkapnya (Download File)
Indeks Free Islamic e-Books
1 komentar:
http://al-mudarris.blogspot.com/2009/01/bagaimana-mendapat-dollar-dari.html
Posting Komentar